Kamis, 29 November 2012

INTERAKSI BUDAYA LOKAL dan GLOBAL di ERA GLOBALISASI



Sehubungan dengan era globalisasi yang semakin berpengaruh besar di kehidupan manusia di seluruh muka bumi ini, Prof. Timbul Haryono menegaskan bahwa ketahanan budaya teramat diperlukan untuk meminimalisasi dampak negatif atau menahan gempuran-gempuran dahsyat tersebut dengan menuliskan di dalam Era Global, ketika interaksi kebudayaan antarbangsa semakin intensif, maka sangat diperlukan ketahanan budaya yang tangguh. Globalisasi juga ditandai dengan semakin bebasnya arus informasi dan komunikasi menembus batas-batas teritorial negara, membawa pengaruh dalam berbagai bidang. Di tengah maraknya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara-cara tertentu membuat dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa Indonesia. Terutama dalam bidang kebudayaan. Karena hal tersebut membuat semakin berkurangnya nilai-nilai budaya kita oleh pengaruh budaya asing. Oleh karena itu, untuk  meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka pembangunan nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya  pengem­bangan kesenian yang mampu melahirkan “nilai-tambah kultural”.
Menyadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang dihiasi dengan kenyataan multietnis dan multicultural, bagaimana nasib budaya lokal di Indonesia, tampaknya memang teramat layak dan mendesak untuk dipertanyakan, dipikirkan, kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai upaya nyata. Dengan langkah nyata itu diharapkan bangsa Indonesia tetap mampu eksis, dengan pengertian tidak terjebak  sehingga  menjadi tamu di rumah sendiri, atau dengan pernyataan yang lebih keras rakyat Indonesia „tidak terjajah secara budaya‟.Sekilas tentang Wujud Budaya dalam konteks ini yang dimaksud budaya atau kebudayaan adalah  keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.  Dapat juga dikatakan bahwa kebudayaan adalah suatu alat untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kebudayaan dibuat oleh manusia. Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan adalah ’Society is the vehicle of culture’. Di dalam kehidupan berkebudayaan sangat dimungkinkan akan terjadinya akulturasi budaya, degradasi budaya, dan asosiasi budaya. Peristiwa itu dapat saja menyangkut ketiga wujud budaya yang ada, yakni wujud budaya  ideas  yang akan melahirkan sistem budaya atau adat istiadat, wujud budaya  activities  yang akan menghasilkan sistem social, dan wujud budaya  artifact  yang akan menghasilkan kebudayaan fisik.
Fakta yang terjadi pada masyarakat Sunda, salah satu etnis di Indonesia, di satu sisi, mereka jelas kebanjiran muatan dari  budaya asing, di sisi lain, entah terkait dengan itu atau tidak, mereka mulai meninggalkan dan melupakan nilai -nilai budaya sendiri. Terlebih-lebih untuk generasi mudanya, kebanyakan dari mereka merasa ketinggalan zaman, kurang percaya diri,  dan seterusnya  ketika harus bersentuhan dengan nilai-nilai lokal dan juga lunturnya penggunaan bahasa sunda dimana para generasi muda jaman sekarang sebagian besar merasa malu menggunakan bahasa karena yang dipikir kuno dan tidak penting. Kenyataanya, budaya Sunda dan budaya pada etnis lain yang terdapat di Indonesia sesungguhnya memiliki ajaran-ajaran berbudi pekerti luhur. Budi pekerti adalah salah satu alat di samping moral keagamaan dan Pancasila yang dapat dipakai untuk menangkal pengaruh negatif perubahan dunia.
Era globalisasi mau tidak mau sampai juga di Indonesia.  Kehadirannya tentu membawa ide-ide penting, ilmu pengetahuan, nilai-nilai budaya, norma hidup, dan lain sebagainya, baik yang bernilai positif maupun yang negatif. Sejalan dengan itu, Prof. Timbul Haryono pun mencoba mengajak  kita akan pentingnya  upaya  penyelamatan dan pelestarian warisan budaya lokal yang  ada, yang itu harus dilaksanakan secara komprehensif dan bersifat holistik. Mengingat, bahwa pemanfaatan warisan budaya itu mempunyai tiga kepentingan, yakni kepentingan ideologi, kepentingan edukasi, dan kepentingan ekonomi. 

Referensi : http://pharikesit.blogspot.com/2012/04/interaksi-budaya-dan-pengaruh-terhadap.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar